Jumat, 25 Mei 2012

Mau Usaha Jamu Instan? Begini Caranya

Sabtu, 26 Mei 2012, 09:41 WIB
ANTARA
Mau Usaha Jamu Instan? Begini Caranya
Bahan Baku Jamu

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA---Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta memberikan pelatihan pembuatan bumbu masak bubuk dan jamu instan kepada warga Desa Nglanggeran, Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Pelatihan pembuatan bumbu masak bubuk dan jamu instan dari berbagai jenis rimpang seperti jahe, kencur, dan kunyit (kunir) itu, diberikan kepada anggota Karang Taruna dan PKK di desa tersebut," kata salah seorang mahasiswa Eko Budianto di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, saat ini masyarakat menginginkan segalanya serba instan, termasuk minuman menyegarkan dan menyehatkan, minuman jahe wangi, beras kencur, dan kunir asem. Hal itu merupakan peluang besar bagi masyarakat desa tersebut untuk mulai mandiri mengelola hasil perkebunan rimpang yang saat ini mulai berjalan.
"Selain digunakan sebagai minuman, jahe, kencur, dan kunyit, juga dapat diolah menjadi bumbu masak berupa bubuk, sehingga memudahkan konsumen untuk menggunakannya tanpa harus mengupas, mememarkan, dan kemudian baru digunakan. Dengan bumbu masak bubuk, konsumen tinggal menambahkan bumbu ke dalam masakan," katanya.
Ia mengatakan lahan kosong yang luas di daerah Gunung Kidul sangat cocok ditanami dengan palawija serta tanaman rimpang jenis jamu-jamuan, seperti jahe, kencur, dan kunyit. Salah satu desa yang telah mulai memanfaatkan lahan kosong adalah Desa Nglanggeran.
Desa Nglanggeran adalah desa yang subur, karena merupakan kawasan bekas gunung berapi. Masyarakat setempat menanami berbagai macam rimpang di sela-sela rumah mereka. Selain itu juga di kebun-kebun luas yang hanya ditanami pohon jati.
"Sampai saat ini masyarakat hanya menjual hasil perkebunan secara langsung kepada tengkulak, sehingga hanya memperoleh sedikit keuntungan. Untuk lebih memberikan manfaat bagi masyarakat, kami memberikan pelatihan pembuatan bumbu masak bubuk dan jamu instan," katanya.
Mahasiswa lainnya Meita Wulan Sari mengatakan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini diharapkan masyarakat memiliki minat, kreativitas, dan inovasi dalam mengembangkan dan menghasilkan produk bumbu bubuk dan jamu instan yang bernilai jual tinggi, serta mampu menjadi ciri khas Desa Nglanggeran.
Selain itu, juga dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke gunung api purba Nglanggeran.
Menurut dia, produksi bumbu bubuk dan jamu instan sangat menjanjikan, karena setiap orang pasti membutuhkan bumbu bubuk untuk memasak dan jamu instan sebagai minuman kesehatan setiap orang.
Masyarakat dapat memanfaatkan keterampilan itu untuk bisnis produksi bumbu bubuk dan jamu instan, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masing-masing.
"Apalagi, banyak wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Nglanggeran. Bumbu bubuk dan jamu instan akan menjadi oleh-oleh khas desa wisata setempat," katanya.
Selain Eko dan Meita, mahasiswa Fakultas MIPA UNY yang juga ikut memberikan pelatihan adalah Arif Yoga Pratama, Danar, dan Laela Mukaromah.
Redaktur: Endah Hapsari
Sumber: Antara

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More